Skip to main content

Bagaimana Cara Menghargai Hidup

menghargai hidup
“Berbahagialah selalu karena itu adalah salah satu cara menjadi bijaksana.” – Sidonie Gabrielle -
Hati yang gembira membuat wajah berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.
Suatu hari beberapa alumni sebuah universitas yang sudah bekerja, mendatangi profesor mereka. Mereka membicarakan banyak hal menyangkut pekerjaan dan akhirnya masing- masing mengeluhkan pekerjaan maupun kehidupan mereka. Sang profesor lalu ke dapur dan kembali dengan seteko kopi panas. Dengan sebuah nampan, ia membawa bermacam-macam cangkir. Ada yang terbuat dari kaca, kristal, melamin, beling, dan plastik. “Silakan masing-masing mengambil cangkir dan menuangkan kopinya sendiri.” kata sang Profesor. Setelah mereka memegang cangkir masing-masing yang berisi kopi, profesor itu berkata, “Kalian semua memilih cangkir yang bagus dan yang tertinggal kini hanya cangkir murah dan tidak begitu menarik. Memilih yang terbaik adalah hal yang wajar. Tetapi sebenarnya di situlah letak permasalahannya. Ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus, perasaan kalian menjadi terganggu. Kalian mulai melihat cangkir yang dipegang orang lain dan membandingkannya dengan cangkir kalian. Pikiran kalian hanya terfokus kepada sebuah cangkir, padahal yang kalian nikmati bukanlah cangkir, melainkan kopinya.”
* * *
Sebenarnya kopi diibaratkan sebagai kehidupan kita, sedangkan cangkir adalah pekerjaan, jabatan, materi, dan posisi yang ingin kita miliki. Jangan biarkan cangkir yang hanya merupakan wadah kopi tersebut memengaruhi harumnya kopi yang kita nikmati. Orang dapat saja menaruh kopi tersebut di gelas kristal yang mahal, tetapi belum tentu ia dapat menikmati kopi tersebut. Sebagian orang boleh saja hidup dengan berlimpah materi dan kekayaan, tetapi belum tentu ia dapat tidur pulas dan hidup tenang.
Mari kita belajar menghargai dan mensyukuri hidup bagaimana pun keberadaan kita. Hal terpenting adalah bagaimana kita mampu menyikapi anugerah kehidupan dan mengisi hari-hari dengan hal-hal yang benar dan positif.
sumber : ber bagai sumber


Comments

Popular posts from this blog

Mengeluh tanda tak mampu

   Orang-orang yang suka mengeluh sesungguhnya adalah orang-orang yang tidak mampu dan tidak yakin kepada kehebatan kualitas dirinya sendiri. Orang-orang yang suka mengeluh sesungguhnya adalah mereka-mereka yang menebar energi negatif dan merusak energi bahagia di area tempat dia mengeluh.         Bila anda seorang pengeluh, berhentilah segera, sebab anda hanya menebar energi pesimistis yang negatif kepada diri sendiri dan orang lain.            Bila orang-orang di lingkungan kerja dan di lingkungan kehidupan pribadi anda suka mengeluh, beritahu mereka bahwa sifat mengeluh hanya akan membawa keadaan semakin memburuk, bukan semakin membaik. Jon Gordon di dalam bukunya The No Complaining Rule menjelaskan tentang lima hal yang bisa dilakukan selain mengeluh, Yaitu: + Perasaan Bersyukur + Memuji orang lain + Berfokus pada Kesuksesan / Kebaikan + Melepaskan / Memaafkan + Berdo...

Law Of Procces

Semua hal, ada prosesnya. Kita saat ini merupakan akumulasi dari proses yang kita lakukan di masa lampau. Saat kita menjadi orang yang sangat profesional, tentu kita berawal dari orang yang tidak tahu apa-apa. Memaknai pekerjaan berarti memaknai proses. Seringkali menyakitkan, tetapi di balik kesakitan itu ada pertumbuhan. Ada 4 tahap keberhasilan : - Menolak untuk percaya bahwa pekerjaan yang ada di hadapan kita adalah pekerjaan yang bisa dilakukan. - Berharap bahwa pekerjaan yang ada di hadapan kita memang bisa dilakukan. - Ternyata hal itu memang bisa dilakukan. - Lalu, muncul pertanyaan mengapa tidak dari dulu saja di lakukan. Kita menginginkan kesuksesan tetapi tidak mau melewati prosesnya yang tidak enak. Kalau seperti itu bagaimana mungkin kita bisa mencapainya..? Sebenarnya, bekerja jangan hanya fokus pada hasil akhir keuangannya, tetapi proses mencari uangnya. Apakah itu menimbulkan dampak yang positif bagi sekelilingnya, atau sebaliknya..? Bekerja jangan hanya...