JOE KAMDANI: Tanpa Sales, Tak Akan Ada Bisnis
Banyak
perusahaan yang tumbuh saat ini, namun jarang yang bertahan hingga 43 tahun
lamanya. Datascrip, dengan bisnis awal menjual alat-alat tulis / kantor, bukan
hanya mampu bertahan hingga kurun waktu selama ini, tetapi kini telah
melebarkan sayapnya dengan mendistribusi berbagai macam produk dan software
teknologi informasi (TI) seperti printer, komputer hingga kamera ke seluruh
wilayah Indonesia.
Di
bawah kepemimpinan Joe Kamdani, selaku Founder dan Chairman, kesuksesan
Datascrip dijadikan contoh oleh banyak perusahaan lain untuk maju, dan bahkan
dijadikan sebagai sumber inspirasi manajemen.
“Perusahaan
mampu bertahan hingga sekarang ini, karena kami berbisnis bukan semata untuk
mencari keuntungan. Untuk menuju ke sana, kami menjalankan nilai-nilai yang
kami percaya dan berguna untuk kehidupan bersama,” Nilai – nilai
tersebut, papar pria kelahiran Bogor, Jawa Barat, 15 Januari 1937 ini
antara lain meliputi; pertama Berhasil diatas Keberhasilan (Succeed above
Success), yakni prinsip yang harus dijalankan (walk your talk) dalam manajemen.
Kalau kita mau berhasil, buatlah bawahan atau rekan, bahkan mitra kita
berhasil. Kalau mereka gagal, maka kita pun gagal.
Kedua
adalah Care, yakni Customer interest first, Attentive, Responsive, Efficient.
Ini adalah sikap kita yang mendahulukan kepentingan pelanggan dengan penuh atensi
yang diikuti dengan respon dan efisien.
Ketiga
Smile (Share, Motivate, Improve, Lead, Efficient) adalah sikap kita dalam
bergaul diantara teman manajemen. “Marilah kita bertukar dan berbagi pengalaman
untuk menimbulkan motivasi, menambah pengetahuan dan memimpin dengan efisien,”
papar Joe.
Keempat
Cocococo, yakni bekerja dalam teamwork yang mengacu pada Coordination,
Communication, Cooperation, Commitment. “Kepemimpinan sangat rapat hubungannya
dengan komunikasi. Tidak ada perusahaan yang tidak mencari keuntungan,”
terangnya.
Di
awal kariernya, Joe menjual alat tulis / kantor sebagai Salesman lepas yang
tidak mendapat gaji, tetapi komisi. Tak cukup berpuas diri, pada 1969, dia
mendirikan perusahaan penjualan alat kantor dengan nama PD Matahari. Namun, 10
tahun kemudian, nama itu berubah menjadi PT Datascrip seperti yang kita kenal
sekarang. Datascrip adalah perusahaan pemasaran dan distribusi yang
menjual berbagai produk, sarana dan sistem yang diperlukan untuk kegiatan
perkantoran dan bisnis dengan visi “To be the One Stop Business Solution
Company”. Melalui visi tersebut, perusahaan ini memasarkan sekitar 5000 produk
berupa sarana, mesin, dan peralatan kantor. Datascrip telah cukup lama menjadi
mitra bisnis produsen Canon, Sanyo dan beberapa produk terkenal lainnya. Ada
sembilan kantor penjualan cabang di kota – kota besar di Indonesia dengan total
karyawan sekitar 1000 orang.
Ada
slogan Anda yang cukup terkenal yaitu Business without Sales is Junk, apa
makna dari ini?
Sebenarnya cukup simple. Apakah ada bisnis yang tidak mencari keuntungan? Apakah bisa mencari keuntungan tanpa jualan? Oleh karena itu jika tidak ada penjualan, maka tidak ada bisnis.
Sebenarnya cukup simple. Apakah ada bisnis yang tidak mencari keuntungan? Apakah bisa mencari keuntungan tanpa jualan? Oleh karena itu jika tidak ada penjualan, maka tidak ada bisnis.
Tapi
kenapa hingga saat ini banyak yang tidak merasa bangga menjadi sales?
Karena sales secara posisinya ditempatkan paling bawah sebagai yang terendah di susunan organisasi, secara hirarki. Sering dirasakan salesman bekerja sendiri di lapangan, jauh dari pimpinan, para manajer dan bos yang berada di atasnya. Disamping persepsi yang salah bahwa salesman memaksa dan sering berbohong agar prospeknya mau belanja dari dia. Padahal fungsi sales begitu penting, sebagai dasar organisasi.
Karena sales secara posisinya ditempatkan paling bawah sebagai yang terendah di susunan organisasi, secara hirarki. Sering dirasakan salesman bekerja sendiri di lapangan, jauh dari pimpinan, para manajer dan bos yang berada di atasnya. Disamping persepsi yang salah bahwa salesman memaksa dan sering berbohong agar prospeknya mau belanja dari dia. Padahal fungsi sales begitu penting, sebagai dasar organisasi.
Memang
betul fungsi sales secara formal dipegang oleh jabatan salesman, tetapi secara
organisasi, sebetulnya fungsi sales harus berada di setiap jabatan atasannya,
Manajer Penjualan, Manajer Pemasaran, Direktur Penjualan, bahkan sampai ke
Presiden Direkturnya. Disamping hirarki struktural, saya melihat fungsi
manajemen sebagai bola, yang bilamana sudah menggelinding tidak lagi bisa
dilihat fungsi mana ada di bawah, mana ada diatasnya. Seperti halnya bola
bowling yang menggelinding untuk menjatuhkan pin, atau dalam sepak bola untuk
memasukkan gol.
Apa
yang membedakan antara sales dengan marketing?
Marketing
dan sales itu seperti jiwa dan raga yang tidak bisa dipisahkan. Jiwanya adalah
marketing yang memikirkan strategi, pangsa pasar, persaingan, produk dan
keuntungan. Sedangkan sales sebagai raga yang bertugas melakukan penjualan.
Apa
yang menjadi tolok ukur sales yang baik?
Menjadi
sales yang baik itu tentu ada tolok ukurnya. Kebanyakan yang diukur yaitu
target dan prestasinya. Misalkan, sales target satu milyar tetapi punya
performa akhir tahun hanya 400 juta, pasti mendapat teguran dari perusahaan
karena apa yang dicapai sangat jauh dari target yang diharapkan. Target itu
penting, harus realistis, belum tentu kesalahan terletak di sales, harus
dilihat dari berbagai segi seperti marketing, logistik dan pengiriman, proses
administrasi dan lain–lain.
Seringkali
orang yang lama terjun sebagai sales dan sukses, akhirnya menjadi entrepreneur.
Apakah jalannya memang seperti itu?
Sebagai
salesman dari sebuah perusahaan dia mendapat target penjualan, gaji dan komisi.
Dari profesinya, dia memperoleh banyak pengalaman dan mengenal banyak
langganan. Sehingga bila dia memutuskan untuk menjadi salesman yang “self
employed”, artinya tidak digaji dan menerima komisi saja, keadaan itu adalah
cikal bakal untuk menjadi entrepreneur.
Apalagi
bila selama menjadi salesman dia dikenal sebagai salesman yang baik dan luas
networking-nya. Menjadi entrepreneur berarti berusaha sendiri dengan mengambil
resiko (finansial) keuntungan atau kerugian. Banyak orang yang mungkin pintar
sekolahnya, tetapi belum tentu berani mengambil resiko. Seperti saya
menggambarkan dalam hidup saya telah mencapai 3 level. Saya mulai dengan tidak
punya apa–apa, pendidikan SMA, tidak punya modal uang, tidak punya visi dan
misi, tidak ada pengalaman, tidak ada yang mengajarkan, I am a street fighter.
Bagi
saya, life is a play. Hidup ini bagaikan panggung sandiwara besar, dimana
setiap orang diberikan peranan untuk bermain, tetapi tidak tahu akhir
ceritanya. Oleh karena itu, kenapa tidak saya nikmati saja peran hidup ini dan
make fun and fund.
Apakah
untuk menjadi sales yang sukses diperlukan latar belakang pendidikan yang
tinggi?
Tentu saja latar belakang yang sesuai atau cocok diperlukan untuk menjual suatu produk. Misalnya salesman yang menjual es krim, sabun, panci berbeda tuntutan pendidikannya dengan salesman yang menjual software komputer, berbeda lagi dengan salesman yang menjual pesawat terbang. Pergaulan dalam networkingnya juga berbeda. Faktor pendidikan secara dasar memang diperlukan namun bukan penentu.
Tentu saja latar belakang yang sesuai atau cocok diperlukan untuk menjual suatu produk. Misalnya salesman yang menjual es krim, sabun, panci berbeda tuntutan pendidikannya dengan salesman yang menjual software komputer, berbeda lagi dengan salesman yang menjual pesawat terbang. Pergaulan dalam networkingnya juga berbeda. Faktor pendidikan secara dasar memang diperlukan namun bukan penentu.
Kami melihat di Datascrip saat ini banyak perempuan yang
memegang kendali atas sebuah penjualan produk. Apakah memang perempuan lebih
berkompeten di dunia sales?
Itu
bukanlah suatu yang direncanakan, karena gender tidak saya bedakan tetapi
memang saya merasa wanita lebih teliti. Pada dasarnya saya menilai prestasi dan
potensi tanpa membedakan gender.
Apa
rahasia sukses Anda dan dari mana sumber optimisme Anda?
Sukses saya ini karena sukses bawahan saya. Keberhasilan saya merupakan keberhasilan bawahan saya. Jadi untuk mempertahan keberhasilan, kerjasama ini harus juga dinikmati oleh rekan kita, sehingga timbul saling bersinergi.
Sukses saya ini karena sukses bawahan saya. Keberhasilan saya merupakan keberhasilan bawahan saya. Jadi untuk mempertahan keberhasilan, kerjasama ini harus juga dinikmati oleh rekan kita, sehingga timbul saling bersinergi.
Apakah
ada rahasia lain untuk mensukseskan bisnis Anda?
Tidak ada rahasianya, tetapi berbisnis harus bisa melihat beberapa langkah ke depan dan beradaptasi dengan lingkungan. Adaptasi menjadi salah satu kunci perusahaan kami tetap bertahan. Seiring dengan berjalannya waktu pula, misalnya, bisnis alat tulis kantor tidak cukup. Sehingga kami pun melebarkan sayap dengan menambah produk dagangannya ke sektor TI.
Tidak ada rahasianya, tetapi berbisnis harus bisa melihat beberapa langkah ke depan dan beradaptasi dengan lingkungan. Adaptasi menjadi salah satu kunci perusahaan kami tetap bertahan. Seiring dengan berjalannya waktu pula, misalnya, bisnis alat tulis kantor tidak cukup. Sehingga kami pun melebarkan sayap dengan menambah produk dagangannya ke sektor TI.
Dengan
timbulnya era TI, kami ikut arah yang baru karena perkembangan alat-alat kantor
itu sangat dipengaruhi oleh perkembangan TI. Kami harus ikuti perkembangannya.
Kalau tidak, akan tertinggal. Jika saya tidak cepat mengembangkan arah
bisnis dari menjual perlengkapan alat tulis ke perlengkapan TI, saya tidak
yakin bisa berada di bisnis seperti yang kami jalankan sekarang. Saya hidup
dalam perubahan. I am riding the wave.
Apa
target Datascrip di 2012 dan terobosan apa saja yang akan dilakukan?
Tentu saja mengembangkan usaha yang lebih besar dan berarti bagi masyarakat. Untuk terobosannya, selalu saja ada perbaikan-perbaikan di semua bidang dan sambil memikirkan hal-hal baru. Tidak hanya di awal tahun saja tetapi ide untuk hal-hal baru itu bisa timbul di pertengahan tahun. Kita konsisten untuk selalu menemukan hal-hal baru, bagaimanapun caranya.
Tentu saja mengembangkan usaha yang lebih besar dan berarti bagi masyarakat. Untuk terobosannya, selalu saja ada perbaikan-perbaikan di semua bidang dan sambil memikirkan hal-hal baru. Tidak hanya di awal tahun saja tetapi ide untuk hal-hal baru itu bisa timbul di pertengahan tahun. Kita konsisten untuk selalu menemukan hal-hal baru, bagaimanapun caranya.
Sumber:http://www.biskom.web.id/2012/02/19/joe-kamdani-tanpa-sales-tak-akan-ada-bisnis.bwi

Comments
Post a Comment